Hanya gara-gara IELTS, tiket ke Aussie hangus

Tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa saya akan melanjutkan kuliah S2, apalagi dalam program double degree. Pengumuman kelulusan beasiswa itu benar-benar di luar ekspektasi saya, mengingat saat pendaftarannya pun hanya sekadar  mencoba peruntungan tanpa berharap lebih. Saat mengisi formulir pendaftaran, tanpa saya sadari betul saya telah memilih program double degree dengan perkuliahan satu tahun di dalam negeri dan satu tahun di luar negeri, di Australia.


1 Tahun Kuliah di Dalam Negeri


Perkuliahan di dalam negeri dimulai pada Agustus 2023, di kampus nomor satu di Kota Bandung dan 3 besar di Indonesia, ya, Institut Teknologi Bandung (ITB). Semua berjalan lancar tanpa hambatan berarti. mendapatkan teman baru, lingkungan baru, yang pastinya juga pengetahuan dan pengalaman baru. intinya berbagai macam proses telah dilalui selama 1 tahun di ITB.


Waktu berlalu, dan akhirnya tibalah masa transisi menuju tahap selanjutnya: persiapan sebelum berangkat ke Australia. Masa ini diisi dengan pelatihan bahasa Inggris atau IELTS selama 5 bulan di Bali. Rasa excited terus membuncah di dalam hati. Bayang-bayang akan Australia membuat saya semakin termotivasi.


Namun, di tengah antusiasme itu, saya juga sebenarnya dihantui kekhawatiran, mampukah saya memperbaiki nilai IELTS saya yang sebelumnya hanya mampu bertengger di 5,5 - terendah di antara semua awardee lainnya, disituasi seperti itu semua orang pasti akan berfikir "i should believe in my self, i can do it" begitu juga dengan saya, terus mencoba memotivasi diri sendriri bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.


5 weeks IELTS Course in Bali


Pelatihan bahasa Inggris di Bali akhirnya dimulai. Meskipun excited dan penuh motivasi namun ada kondisi yang saya merasa, i am not 100% into it. Saya memilih untuk mengabaikannya dan menganggapnya sebagai kondisi yang normal. Saya selalu menganggap diri saya pandai mengelola stres.



Ketidaknyamanan semakin saya rasakan, masalah kos-kosan, tekanan menyelesaikan tesis sebelum keberangkatan ke Australia, pola ajar yang tidak sesuai dengan yang saya harapkan, hingga suasana kelas yang semakin menurun menjelang akhir pelatihan. Perlahan-lahan, ketidaknyamanan yang saya abaikan mulai memengaruhi kondisi mental dan pikiran saya yang terasa semakin buntu saat belajar. 


Kenyataan yang Harus Diterima


Empat bulan berlalu, dan tibalah hari yang dinanti-nanti: tes IELTS resmi. Rasa percaya diri yang semula saya coba bangun, tiba-tiba runtuh. Saya merasa tidak siap, tapi tetap berusaha melakukan yang terbaik, sambil memasrahkan semuanya kepada Tuhan.


Keesokan harinya, hasil tes keluar—dan jujur shockingly i just got ban 6.0, di bawah minimum requirement ban yaitu 6.5. Cukup kecewa, Saya langsung mendaftar One Skill Retake (OSR) untuk memperbaiki satu kemampuan yang paling lemah, berharap bisa meningkatkan skor dalam waktu singkat.


Namun, kenyataan belum memuaskan, hasil OSR tetap sama, tak ada perubahan. Dengan waktu yang semakin sempit. masih dengan optimisme saya kembali mengambil full test yang juga mendapatkan ban yang tidak lebih tinggi, retake kembali dan yang terakhir  remark request untuk tes speaking, dengan harapan semoga skill speaking yang saya cukup confident bisa menyelamatkan saya, tapi kenyataan berkata lain.


Pelajaran Berharga


Harapan untuk melanjutkan studi di Australia akhirnya sirna. Semua ekspektasi dan mimpi yang telah saya bangun runtuh dalam sekejap. Rasa kecewa tentu ada, terutama mengingat semua usaha dan doa yang telah saya panjatkan.


Namun, di tengah perasaan galau itu, saya percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana yang lebih baik. Kegagalan ini bukanlah akhir dari segalanya. Mungkin belum saatnya, atau mungkin ada pelajaran berharga yang harus saya ambil dari perjalanan ini.


Secara logis, tidak ada alasan bagi saya untuk terus bersedih. Bisa melanjutkan S2 di ITB adalah sebuah anugerah besar yang tidak semua orang bisa dapatkan. Kegagalan menuju Australia bukan akhir dari cerita saya, melainkan awal dari perjalanan baru yang penuh harapan.


Pengalaman saya mungkin bisa jadi pelajaran buat pembaca semua, Latihan sendiri sangat penting, apalagi sekarang banyak sumber materi IELTS yang dengan mudah bisa kita dapatkan bahkan bisa sekaligus simulasi secara full skill, Listening, Reading, Writing dan Speaking.


Salah satu situs yang sangat berguna menurut saya adalah engnovate, selain itu chatgpt juga bisa sangat membantu terutama untuk latihan speaking karena bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan lebih easy to access and flexible. Ingat latihan sendiri itu sangat membantu. kalaupun tidak, sekiranya gagal kita tidak akan terlalu menyesal karena telah berusa semampu kita.



Catatan Akhir:

Kisah ini saya bagikan bukan untuk meratapi kegagalan, tetapi untuk mengingatkan bahwa tidak semua yang kita impikan akan terwujud dengan mudah. Terkadang, kita harus menerima bahwa ada rencana lain yang lebih baik, meski untuk sementara sulit dipahami. Jangan pernah menyerah, teruslah berusaha, dan percayalah bahwa setiap langkah memiliki makna yang mendalam. Kegagalan bukan akhir—itu adalah bagian dari proses menuju kesuksesan yang lebih besar. 😊



Comments

Popular posts from this blog

CARA MEMBUAT REVISION CLOUD DI AUTOCAD

Membuka proteksi kartu memori yang terkunci

Cara Menampilkan Dimensi Inch dan Meter Secara Bersamaan di Autocad