Dari Kebiasaan Scroll ke Kebiasaan Menulis, Mengubah Waktu Jadi Lebih Produktif
Kadang saya bertanya-tanya, apakah tulisan saya ini enak dibaca? Apakah orang-orang merasa nyaman saat membacanya? Karena jujur saja, setiap kali saya membaca ulang tulisan sendiri, rasanya selalu ada bagian yang kurang pas—gaya bahasa yang terasa kaku, pemilihan kata yang belum tepat, atau kalimat yang terasa berbelit-belit.
Tapi kemudian saya sadar, tujuan saya menulis bukan untuk menjadi sempurna, melainkan untuk berbagi dan belajar. Saya ingin berbagi apa yang saya tahu, sekaligus mengasah kemampuan menulis agar semakin nyaman dibaca. Sama seperti berbicara, setiap orang punya gaya dan kelancarannya sendiri. Tapi itu bukan alasan untuk diam. Kita tetap bisa berbicara, tetap bisa berbagi, meskipun kata-kata kita belum serapi seorang orator yang handal.
Tulisan akan Bertahan Lebih Lama dari Kita
Salah satu hal yang membuat saya semakin yakin untuk terus menulis adalah kekuatan tulisan itu sendiri.
Ketika kita berbicara, ilmu yang kita bagikan hanya didengar oleh orang yang ada di hadapan kita, pada saat itu juga. Tapi tulisan? Tulisan bisa bertahan lebih lama. Bahkan setelah kita tidak ada di dunia ini sekalipun, tulisan kita tetap bisa dibaca, tetap bisa memberi manfaat bagi orang lain.
Dalam Islam, ada konsep Amal Jariyah, yaitu amal kebaikan yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah kita meninggal dunia. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Bayangkan jika suatu hari nanti, ada seseorang yang membaca tulisan kita dan mendapatkan wawasan baru darinya. Bisa jadi, dari seratus tulisan yang kita buat, hanya sepuluh yang benar-benar bermanfaat. Tapi bukankah itu sudah cukup? Kalau kita menulis seribu artikel, mungkin ada seratus yang membawa manfaat. Kuncinya hanya satu: terus menulis.
'Scroll to Write'
Coba perhatikan, berapa banyak waktu yang kita habiskan setiap hari untuk scroll media sosial? Tanpa sadar, kita terjebak dalam lingkaran yang sama: membaca status orang lain, melihat story yang tak ada habisnya, lalu tiba-tiba waktu sudah berlalu begitu saja.
Jujur saja, saya juga termasuk orang yang sering terjebak dalam kebiasaan ini. Tapi saya ingin mengubahnya. Saya ingin menggantinya dengan sesuatu yang lebih produktif—menulis.
Kenapa menulis? Karena menulis itu sederhana. Tidak perlu kreativitas berlebihan, tidak harus menjadi seorang jurnalis atau penulis buku. Cukup menulis apa yang kita pikirkan, apa yang kita alami, atau apa yang kita pelajari. Yang penting mulai dulu.
Otak Juga Butuh Workout
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa menulis dapat melatih daya ingat dan meningkatkan fungsi otak. Ketika kita menulis, kita tidak hanya menuangkan kata-kata, tapi juga melatih logika, imajinasi, dan kemampuan berpikir kritis.
Otak itu seperti otot. Kalau sering dilatih, ia akan semakin kuat. Sebaliknya, kalau jarang digunakan untuk berpikir, otak bisa melemah, bahkan lebih rentan terhadap kepikunan. Jadi, dengan menulis, kita tidak hanya berbagi ilmu, tapi juga menjaga kesehatan otak kita sendiri.
Berikut ini adalah beberapa manfaat menulis yang saya rangkum dari beberapa sumber:
- Meningkatkan kesempatan karir orang yang memiliki kemampuan menulis yang baik akan lebih mudah dalam menemukan pekerjaan
- Mengembangkan proses berfikir orang yang banyak menulis terbiasa berfikir untuk banyak hal dan dan dari berbagai macam sudut pandang
- Baik untuk kesehatan otak dan meningkatkan daya konsentrasi menulis membuat otak selalu aktif berfikir layaknya otot yang sehat dan kuat karena terbiasa dilatih berolah raga
- Dapat memperluas pengetahuan banyak menulis membuat seseorang selalu mencari inspirasi baru yang fresh sehingga pengetahuannya pun akan terus berkembang dan bertambah banyak
- Dapat memperbanyak penguasaan kosa kata orang yang terbiasa menulis akan ingin menemukan dan mengembangkan gaya bahasa yang nyaman dan enak dibaca sehingga menumukan kosa kata baru sangat diperlukan untuk keluwesan dalam bergaya bahasa
- Meningkatkan kemampuan berbicara pengusaan kosa kata yang baik dan dibantu dengan kebiasaan menulis secara terstruktur
- Meningkatan kemampuan berfikir kreatif kreatifitas dalam menulis diperlukan untuk menemukan pokok bahasan baru yang fresh dan menemukan gaya bahasa yang tepat sehingga orang tidak bosan dan terus ingin membaca apa yang kita tuliskan
- Meningkatkan produktifitas menulis tentu saja merupakan sebuah produktifitas apalagi yang kita tuliskan adalah sesuatu yang bermanfaat dan dapat membantu menyelesaikan permasalahan orang lain apalagi kalau tulusin dapat menjadi sumber penghasilan seperti dari bloging atau jasa penulisan artikel
- Meningkatkan kedewasaan berfikir untuk bisa menulis kita pasti membutuhkan banyak referensi salah satunya adalah dari membaca, dengan banyak membaca kita bisa melihat malasah dan kehidupan dari sudut pandang yang beragam sehingga kita bisa memutus segala sesuatu dengan sangat baik itulah yang disebut dengan kedewasaan
- Memperkuat rasa percaya diri percaya diri seseorang akan tumbuh seiring banyaknya pengetahuan yang ia dapatkan
- Menumbuhkan hubungan sosial yang lebih baik pengetahuan yang luar dan kedewasaan dalam berfikir akan membuat seseorang mudah disukai sehingga akan membuat seseorang lebih lancar dan mudam membangun hubungan sosial
- Membantu proses penyembuhan dan meningkatkan kebahagian menulis adalah mencurahkan isi pikiran sama seperti curhat, orang akan lebih tetang setelah mencurahkan isi pikiran, low stress akan membuat seseorang mudah mendapatkan kebahagiaan
Saya tahu, memulai sesuatu yang baru memang tidak mudah. Kadang kita merasa tidak percaya diri, takut tulisan kita tidak bagus, atau khawatir tidak ada yang membacanya. Tapi itu bukan alasan untuk berhenti. Menulis bukan soal seberapa banyak yang membaca, tapi soal seberapa besar kita ingin berkembang dan berbagi. Saya memulai perjalanan ini, dan saya berharap tulisan ini bisa menggugah siapa pun yang membaca untuk ikut memulai.
Comments
Post a Comment