Pertama kali jalan-jalan ke India, tidak ke Taj Mahal
(photo : bagian atas dari Nahagarh Fort, Jaipur)
Sebelum ke inti cerita, saya akan kasih tau dulu info berikut, setidaknya ada 3 hal penting yang harus diketahui sebelum melakukan jalan-jalan atau travelling ke India, apa itu? yuk cekidot :
Musim
musim mungkin bisa jadi salah satu hal yang akan luput dari perhatian kita atau diabaikan saat merencanakan jalan-jalan ke India karena kalau kita nonton film India sepertinya tidak ada yang terlalu berbeda antara musim di Indonesia dan India jarang terlihat salju dan dedaunan berguguran.
tapi jangan salah india Punya 3 musim yang mencolok dan sungguh wadidaw yaitu Summer, the Monsoon season dan Winter.
Summer atau musim panas, dimulai dari april sampai juli dengan temperatur mencapai 46°C. pertama kali merasakan cuaca paling panas dalam hidup saya ya saat berada di Delhi, benar-benar 46°C bukan boongan.
panasnya berbeda dengan panas menyengat di Indonesia, kalau menurut yang saya rasakan justru mataharinya tidak terlalu menyengat tetapi suhu udaranya yang terasa panas, jadi berlindung dibawah pohon atau naungan hanya mengurangi sedikit panas tidak mengurangi panasnya seperti di Indonesia kita bisa mendapatkan angin yang sepoi-sepoi geboy saat sudah berlindung di pohon yang rindang.
Destinasi
India adalah negara dengan hamparan daratan yang cukup luas dan destinasi wisata di India tidak semua terpusat di satu kawasan tapi berpencar ke berbagai daerah yang berjauhan.sehingga sangat penting untuk mengetahui dengan jelas dimana saja destinasi yang ingin kita tuju berada? dengan begitu kita akan bisa menyusun rencana perjalanan dengan lebih efisien sehingga akan bisa lebih hemat dari segi biaya perjalanan juga tidak buaang banyak energi karena terlalu lama di perjalanan.
meurut pengalaman saya di tahun 2019, tidak semua destinasi wisata di India terdevelop dengan bagus bahkan destinasi utama yang sudah sangat terkenal sekalipun sehingga akan sangat sia-sia jika mengunjungi suatu tempat tapi tidak bisa memberikan suatu kepuasan yang maksimal atau waktu yang ada seharusnya bisa dihabiskan di destinasi lain yang lebih worth-it.
mencari destinasi berdasarkan wilayah yang sudah terkenal juga mungkin jadi opsi yang bagus. di India sebenarnya cukup banyak sekali situs-situs dan bangunan heritage yang bagus tetapi karena wilayah tempatnya berada pariwisatanya tidak dikembangkan secara bagus akhirnya situs-situs tersebut menjadi kurang worth-it untuk dikunjungi meskipun photo di internet terlihat cukup apik. jauh berbeda dengan di Indonesia kita terlihat lebih peduli terhadap sekecil apapun potensi wisata yang kita punya.
Makanan
Hampir semua makanan di India adalah sejenis kare, kuah kental dan rempah yang banyak, yang mereka sebut soup sekalipun bentuknya seperti kare, bagi saya orang Aceh cita rasa kare bukan hal baru tapi kare di india saya akui berbeda dengan kare yang biasa saya makan di Aceh atau Indonesia, jika setiap hari menunya kare terus bisa bosan juga.
Bawa roti dan mie instan dari india cukup membantu menetralisi rasa di mulut dari cita rasa kare.
soalmakanan di India yang banyak orang bilang tidak higienis menurut saya sangat relatif tergantung dimana kita makan, makanan di India tidak terlalu mahal mungkin malah lebih murah sedikit dibanding Indonesia jadi jika takut khatir dengan higienitas makanannya tinggal makan saja di restaurant pasti terjamin lebih higienis.'
saya sedikit parno dengan makanan India karena cerita-cerita gak enak yang saya dengar dari teman-teman sebelum ke India daan itu sangat mempengaruhi saya dalam menikmati makanan disana. saat makan pani puri yang dijual di sekitaran india gate saya merasakan seperti sedang mengikuti ajang fear factor saya merasa ada bau tangan si abang tukang jualan pani puri tersebut di dalam cita rasa pani puri yang saya makan tapi gteman saya malah bilang suka sama rasanya dan tidak merasakan apa yang saya rasa. Intinya parno berlebihan itu tidak baik.
Dari ketiga hal diatas ada beberapa hal yang membuat saya dan teman gagal atau lebih tepatnya membartalkan rencana ke Taj mahal, begini ceritanya :
Hari pertama, kami berangkat ke India cdari Denpasar ke Mumbai transit singapore. sampai Mumbai sudah tengah malam dan langsung menuju penginapan, kami menginap di The Fountain Inn, Fort, Mumbai. lokasinya sangat strategis sangat dekat dengan kawasan heritage kota mumbai. karena kami sampainya malam maka kami baru sempat menjelajahi kota esok paginya, menjelang siang kami menyudahi jalan-jalan karena cuaca yang cukup panas dan juga tidak ingin jika harus membatalkan puasa.
Kami balik ke penginapan untuk istirahat siang sejenak dan baru keluar lagi sore hari ke daerah water frontnya mumbai di kawasan Marine Dive, disini kami kami menghabis kan waktu untuk ngabuburit nunggu iftar sambil memnikmati situasi kota dan memperhatikan penduduk setempat yang lalu lalang sampai menjelang buka puasa, makan malam dan pulang ke hotel.
(photo : haritage building di Mumbai)
(photo : The gate way of India)
Kami balik ke penginapan untuk istirahat siang sejenak dan baru keluar lagi sore hari ke daerah water frontnya mumbai di kawasan Marine Dive, disini kami kami menghabis kan waktu untuk ngabuburit nunggu iftar sambil memnikmati situasi kota dan memperhatikan penduduk setempat yang lalu lalang sampai menjelang buka puasa, makan malam dan pulang ke hotel.
(photo : Marine dive, Mumbai)
(photo ; burung gagak di Marine Dive)
Hari kedua, kami berangkat ke Delhi menggunakan pesawat selama 2 jam penerbangan. tidak banyak yang bisa kami lalukan lagi paginya sebelum berangkat ke Delhi, jam 3 sore kami sudah di Delhi, betapa kagetnya kami saat baru keluar bandara, ternyata hawa udaranya cukup panas sekali jauh sekali berbeda dengan Mumbai, panas-panasnya Mumbai masih masuk akal orang Indo tapi panasnya Delhi sungguh cetar membahana, kami pesan Uber dan langsung menuju Hotel, cuma buat ganti baju sebntar dan kami berangkat lagi sight seeing kota ke beberapa tempat terkenal, tapi karena jarak penginapan dan tempat yang di tuju sangat jauh (lebih kurang 1 jam perjalanan) akhirnya kami mengira mungkin kami hanya akan ke beberapa destinasi saja tidak semua yang ada di list kami karena beberapa tempat wisata juga sudah tutup mulai jam 5 sore, salah satu realistis dan gak tutup yaitu Jama Masjid dengan harapan bisa menikmati momen berbuka dan sholat Maghrib dengan khusyu' disana ya kalau sempat ngambil beberapa photo sambil lesehan di lantai masjid yang dingin. sampai di daerah Jama Masjid ternyata semua ekspektasi saya berubah seketika, Masjid ini tidak persis berada di jalan raya, harus melalui jalan kecil dan Uber taxi tidak bisa masuk ke jalan ini, orang-orang sangat ramai menuju masjid dan para penjual di kiri kanan jalan juga tidak kalah ramainya.
(photo : Jama Masjid gate)
sampai di depan masjid keramaian berubah menjadi situasi yang sedikit agak berdesak-desakan memasukin pekarangan masjid. di dalam pekarangan masjid orang-orang sudah penuh mengambil tempat masing-masing sambil lesehan diatas alas yang mereka bawa sendiri masing-masing kebanyakan adalah keluarga jarang sekali ada jomblo seperti kami, kalo ada pun mereka adalah para traveller juga seperti kami atau sambil menenteng-nenteng kamera DSLR yang kami tidak punya wkwk, ya wajar kami bukan traveler photographer. kami yang sudah sedikit telat kesulitan menemukan tempat yang nyaman untuk duduk sehingga kami hanya berdiri berdiri saja sampai mendekati waktu berbuka dan keluar kedepan masjid untuk menemukan tempat duduk untuk berbuka.
(photo : Jama Masjid plaza)
Setelah berbuka kami langsung cabut menuju destinasi lain yang masih mungkin untuk dikunjungi malam hari. setelah memesan Uber kami pun meluncur ke India Gate. situasai di India Gate menurut saya tidak jauh berbeda dengan alun-alun kota di daerah daerah di Indonesia, saya menyayangkan monumen di ibu kota negaranya kurang terdevelop dengan baik untuk dikunjungin turis asing seperti kami hahaha..
dari India Gate kami kembali ke Hotel dan makan malam. total selama di Delhi setengah hari cuma bisa mengunjungi 2 tempat yang kurang memuaskan.
Hari ketiga, kami memulai dengan persiapan menuju Jaipur dengan menggunakan Uber intercity, rencana awal menggunakan Kereta api, tapi karena jarak stasiun dengan hotel lumayan jauh, ditambah waktu tempu yang lebih lama dan saran dari turis india saat masih di Ngurah rai Bali untuk tidak menggunakan kereta makasaya dan teman sepakat untuk menggunakan Uber saja meski harganya sedikit lebih mahal dari kereta. dengan menggukan Uber perjalanan kami tempuh selama hampir 5 jam dari door to door hotel. perjalanan selama lebih kurang 5 jam tidak bisa menyelamatkan puasa kami, panasnya matahari dan AC di mobil yang kurang maksimal membuar tenggorokan dan bibir kami sangat kering dan pecah-pecah ditambah kelelahan yang tiada berujung.
saat awal memasuki Jaipur suasana berbeda mulai terlihat, perbukitan tandus bebatuan membuat kami serasa sedang berada di kawsan gurun timur tengah, pemandangannya cukup memukau, namun semakin mendekati kota dedaunan pohon yang hijau mulai terlihat lebih banyak dan rimbun, semakin ke kota kami tambah takjub, Jaipur jauh berbeda dengan Mumbai dan Delhi, Jaipur lebih layak dibilang kota wisata, bangunannya tertata rapi, jalanannya bersih dan kami merasa kelelahan kami mulai terbayarkan.
(photo : Hawa mahal, jaipur)
sama seperti di Delhi kami kami cuma punya waktu setengah hari hari untuk menjelajahi Jaipur. Destinasi wisata di Jaipur cukup banyak dan lebih terawat, kami cukup menyesal baru mengetahui fakta ini, jika kami tau dari awal mungkin kami akan menghabiskan lebih banyak waktu disini, misal kami tidak usah ke Delhi cukup Mumbai, Jaipur dan Agra.
(photo : Nahagarh fort, Jaipur)
Hari ke Empat, Planningnya adalah apalagi kalau bukan Taj Mahal yang berada di Agra. jarak antara Delhi ke Jaipu dan Delhi ke Agra hampir sama. saat di Delhi kami sempat bingung akan menuju Agra dulu atau Jaipur terlebih dahulu, kami sudah punya bayangan akan kemungkinan tidak bisa mendatangi kedua tempat tersebut dan harus memilih salah satu yang lebih diutamakan dan yang satunya akan dikunjungi jika memungkinkan karena tentu kami tidak mau ketinggalan pesawat pulang ke Indonesia besok malamnya jika harus memaksakan keduanya, sejak awal kami sudah punya gambaran yang indah tentang Jaipur dan kami juga sudah memesan hotel Hilton yang notabennya bintang 5 untuk menginap selama semalam akan sayang dan rugi jika dilewatkan meskipun kami mendapatkan harga hotelnya cukup murah, sementara Taj Mahal di Agra adalah must visit place jika datang ke India. kami sungguh galau saat di Delhi. browsing browsing browsing kami akhirnya mendapatkan sedikit pencerahan, hasil browsing menunjukkan bahwa Agra hanya memiliki satu Destinasi saja yang menarik yaitu Taj Mahal sementara di Jaipur cukup banyak destinasi yang bisa dikunjungi dan akomodasi pariwisatanyapun lebih memadai, akhirnya kami sampai pada kesepakatan untuk mengunjungi Jaipur terlebih dahulu.
oke kembali pada hari ke Empat, kami terbangun dengan perasaan dan fisik yang jauh lebih bugar dari hari-hari sebelumnya ini salah satunya karena pelayanan bintang 5 Hilton yang kami terima hahaha.. tapi kami tiba pada kegalauan kedua yaitu apakah kami harus mengunjungi Agra? dari segi waktu kami punya cukup waktu, pesawat pulang ke indonesia kami dari Delhi jam 10 malam, artinya kalau saat itu jam 7 pagi maka kami masih punya 15 jam di India, perjalanan dari Jaipur ke Agra membutuhkan waktu 5 jam, di Agra cukup satu dua jam buat Photo dan langsung melanjutkan perjalanan ke Delhi selama 4 Jam, masih ada 4 jam sisa. tapi kembali lagi 4 Jam sisa kami masih punya resiko keterlambatan apakah itu maceh atau terjadi sesuatu di jalan ditambah pengalaman perjalanan selama 4 jam dari Delhi ke Jaipur kemarin harinya bukan perjalanan yang mudah, panas dan potensi membatalkan puasa sudah pasti. secara pribadi saya tidak mengharuskan diri saya untuk mengunjungi Taj Mahal apalagi dengan keadaan yang dipaksa dan ternyata teman saya pun juga berfikiran sama, kita liburan adalah untuk refreshing untuk senang-senang jika memang berat tidak usah dipaksa lagi pula kami masih berdua masih penasaran dengan musih dingin di India dan besar kemungkinan kami akan kembali lagi berdua atau dengan teman yang berbeda atau pasangan masing-masing saat kami sudah tidak jones lagi, prikitiw..
Tiket pesawat
Berapa tiket pesawat ke India?
pertanyaan pertama yang sering orang tanyakan, sebenarnya kalo tau harga tiket ya tinggal cek sendiri aja di traveloka dan apalikasi sejenisnya. tapi kalo yang dimaksud adalah harga tiket promo maka saya bisa kasih tau base on apa yang saya dapatkan.
jalan-jalan saya yang pertama ke India ini, saya dapat ticket 1.4 juta PP (Pulang pergi / return), ini harga promo yang saya dapar dari Travel fair Singapore Airlines bulan 2 tahun 2019 di Lippo mall Kuta Bali,
Dari travel fair yang lain teman saya malah ada yang dapat harga 1.5 juta PP, dan ini saya rasa harga yang paling murah dan gak mungkin bisa lebih murah lagi dari itu, harga tersebut adalah harga paketan multi airlines salah satunya Jet star, yang kabar terakhir mengalami kebangkrutan, doi terlalu mikirin penumpang sampe lupa mikirin dirinya sendiri, ahh ya sudah lah.
Apakah India menggunakan Visa?
India menggunakan visa online, cara mendapatkannya cukup mudah yaitu dengan mengunjungi website Indian Online E-Visa milik pemerintah india, selanjutnya silkan ikuti pentunjuk yang da di website.
Penginapan
Bagaimana dengan penginapan di India?
umumnya penginapan di India harganya tidak jauh berbeda dengan Indonesia, pilihannya juga banyak, tinggal aplikasi dan cari yang mana yang paling sesuai, jnagan lupa pastikan lokasinya karena seperti yang sudah saya bilang bahawa india itu sangat luas dan tidak semua kawasannya terdevelop sebagai kawasan wisata yang bagus selain itu jangan lupa juga pastikan rating hotelnya bagus dan banyak komentar possitif.
Waktu di Mumbai saya dan teman nginap di The Fountai Inn, Fort, Mumbai. saya mau sebutkan karena saya merasa puas, hotelnya kecil tapi cukup bersih dan staff nya juga sangat baik bahkan mereka menawarakan bantuan jika kami mau sahur tapi apalah daya kami selalu berat beranjak dari tempat tidur, setiap sahur cuma minum air putih.
Boleh gak menginap di bandara India?
Nah, kalo ini saya tidak begitu tau, tapi umumnya sih setiap bandara besar pasti bisa aja, mungkin Delhi sama Mumbai International Airport bisa jadi pilihan, tapi kalo sengaja datang ke bandara untuk menginap saya rasa bukan pilihan yang tepat untuk di India kecuali jika kita baru sampai atau menunggu penerbangan kita berikutnya.
Makanan
Susah gak mendapatkan makanan halal di India?
Dari ketiga kota yang kami kunjungi yaitu Delhi, Mumbai dan Jaipur, kamimelihat cukup banyak warga muslin disana bahkan masjid juga bisa dengan mudah kita jumpai sehingga untuk makanan halah sih tidak susah menurut saya, tapi saat disana kami selalu browsing untuk tempat makan halal dan selalu gampang dijumpai.
beberapa kali kami makan, jarang sekali ada photo makanan di Menu akhirnya kami kesulitan untuk memilih makanan, ada baiknya jika sebelum ke india pelajari juga nama dan jenis makanannya atau jangan sungkan bertanya pada pelayannya tapi tidak semua pelayan mampu berbahasa inggris dengan baik.
beberapa kali kami makan, jarang sekali ada photo makanan di Menu akhirnya kami kesulitan untuk memilih makanan, ada baiknya jika sebelum ke india pelajari juga nama dan jenis makanannya atau jangan sungkan bertanya pada pelayannya tapi tidak semua pelayan mampu berbahasa inggris dengan baik.
(photo : menu makanan di Bawas restaurant Mumbai)
Ada hal menarik saat kami makan di Bawas restaurant Mumbai (ini salah satu restaurant halal food di Mumbai), semua tamu yang datang berpakaian sangat rapi berkemeja begitu juga dengan pelayannya.
intinya hanya saya dan teman saya yang kaosan dan kucel (maklum turis), tapi kalo dilihat dari harga makanan biasa aja sama seperti harga makanan di restauran biasa di Indonesia. hingga kami sampai pada satu kesimpulan sekaligus pertanyaan ; apakah memang restauran dengan harga standar restauran biasa di Indonesia, di India hanya dimasuki oleh orang kaya?
(photo : Bawas restaurant, Mumbai)
Transportasi dan Destinasi
Bagaimana dengan transport di India?
Di India transportasi yang umum digunakan oleh warga setempat adalah Kereta (bisa ke seluruh India), Metro (MRT nya India cuma ada di Kota-kota besar), Bus, Taxi / Uber, Riksha (becak kayuh) dan Auto riksha (bemo).
saya sendiri belum pernah naik angkutan lain selain Uber hehe.. karena selain lebih aman, nyaman dan efisien dari segi waktu harganya juga tidak terlalu mahal dan juga pasti sehingga tidak perlu proses tawar menawar selain itu pembayarannya juga bisa menggunakan kartu kredit terkecuali untuk yang intercity pembayarannya harus cash karena akan ada tambahan semacam biaya tol, biaya melewati perbatasan dan sebagainya yang berbeda di tiap daerah disana.
(photo : biaya Delhi - Jaipur dengan Uber intercity)
oya, please noted, Mumbai memiliki 2 bandara, satu untuk penerbangan domestik dan satu lagi untuk penerbangan International, tapi untuk maskapai Air asia teminalnya ada di bandara internationalnya meskipun dengan tujuan domestik. kami sempat salah bandara saat hendak menuju Delhi, karena tujuan domestik jadi kami pikir bandaranya di domestik, akhirnya kami harus balik lagi naik uber menuju bandara Internasionalnya.
(ptoto : Pesawat Air Asia di Mumbai International Airport ada di departure gate 6)
Sure, mereka adalah jajahan Inggris, selain itu mereka juga tidak memiliki bahasa pemersati seperti kita memiliki bahasa Indonesia, jadi bahasa pemersatu mereka ya bahasa Inggris, jang pasti mayoritas masyarakat India lebih cakap bahasa Inggris ketimbang kita orang Indonesia.
Sekian, jangan lupa tinggalkan komentar ya.. thank you..
Comments
Post a Comment